Kamis, 06 September 2018

Ini Pemicu LTC Glodok Dapat Berkompetisi dengan Usaha Online

Ini Pemicu LTC Glodok Dapat Berkompetisi dengan Usaha Online  - Manager Periklanan serta Promo Lindeteves Trade Center (LTC) Glodok Hendry Trie Asmono tidak memandang toko online menjadi kompetitor dari pusat belanja LTC. Dia melihat usaha online menjadi salah satunya langkah promo melalui dunia maya.

"LTC itu konsentrasi jual barang industri, seperti alat safety, generator, serta perkakas. Jika di jual online, mahal di biaya," katanya waktu jumpa wartawan di LTC Glodok, Selasa, 5 September 2017.

Opini itu ikut disadari Gunawan, pemilik toko Teman dekat yang jual alat sensor asal Korea. "Kita ada online, tetapi tidaklah terlalu optimal, keuntungannya baru 15 % jika di banding toko off line," katanya.

Salah satunya pemicu usaha online tidak optimal, yaitu sebab konsumen memerlukan keterangan dari barang yang dibeli. "Konsumen setia perlu pertolongan technical dukungan serta keterangan produk, jadi ya meskipun beli online, mereka harus juga ke toko," katanya.

Berlainan dengan Gunawan, Januar pemilik toko Teknikmart yang jual alat bor serta genset menuturkan, toko online jadi salah satunya sumber keuntungan yang selalu bertambah dari tahun ke tahun.

"Toko online spesial untuk alat-alat kecil, jika alat berat, konsumen setia hadir langsung ke toko," tutur Januar.

Dia mengakui keuntungan di toko off line alami penurunan sebesar 10 % di tahun 2017 serta 5 % di tahun 2016. Omset yang rata-rata didapat tokonya dalam satu hari, yaitu Rp 130 juta di tahun 2016. Akan tetapi di tahun 2017, turun jadi Rp 100 juta.

Image result for Ini Pemicu LTC Glodok Dapat Berkompetisi dengan Usaha Online

"Untuk online omsetnya Rp 30 juta satu hari, tetapi marginnya masih tetap tambah tinggi di banding off line. Tambah tinggi 5 % untuk keuntungannya di banding off line," katanya.

Salah satunya aspek penurunan keuntungan di toko off line menurut dia, yaitu sebab keadaan politik yang tidak konstan. "Setiap ada demo, itu tentu sepi yang hadir kesini," katanya.

Simak juga: Usaha Retail Lesu, Omzet Pedagang di Glodok Tergerus

Baik Gunawan serta Januar, kedua-duanya mengakui mempunyai omset sampai Rp 1 miliar per bulan dari penjualan toko off line. "Selama ini toko off line masih jadi yang penting, toko online buat penambahan lah," tutur Januar waktu memberi komentar efektivitas toko off line seperti LTC Glodok.

Jumat, 08 Juni 2018

Nama yang Membawa Hoki

Image result for Nama yang Membawa Hoki

Nama yang Membawa Hoki  - Delapan tahun kemarin Septian Harriyoga, 31 tahun, Dianing Mahdiawaty, 27 tahun, serta tiga rekan sewaktu kuliah di Fakultas Seni Rupa serta Design Institut Tehnologi Bandung meniti "Java Craft".

Septian serta Dianing, yang baru masuk pada 2004, coba melakukan bisnis pembuatan beberapa barang cendera mata. Akan tetapi, usaha mereka tidak maju-maju.

Sampai April kemarin. Saat itu Dianing tengah melihat-lihat pameran property di gedung Landmark, Bandung, serta berjumpa dengan seseorang lelaki tua, G.B. Weking. Di pameran itu Weking jual buku-buku masalah usaha serta hoki. Tujuannya beli buku, tetapi dia justru ditanya-tanyai oleh Weking masalah bisnisnya.

Sesudah menceritakan masalah Java Craft, dia dianjurkan ganti upayanya dengan nama lainnya yang terdiri atas delapan huruf, bila ingin sukses.

Tiada fikir panjang, pada akhirnya tiga hari lalu dia ganti nama Java Craft dengan "Cinnabar". Bisnisnya sich masih sama: kerjakan design interior, cendera mata, serta komponen estetik.

Hasil kreasinya ikut masih sama, yaitu menggabungkan unsur kayu, logam, batu, atau bahan sintetis. Dia serta suaminya juga masih tetap berkarya di studio yang sama di Jalan Pagersari, Bojong Koneng, Bandung. Cuma namanya yang bertukar.

Tetapi, semenjak bertukar nama, pesanan seperti patung batu, logam, serta plakat memang mengalir deras. Terpenting saat lima bulan paling akhir. "Semenjak ubah nama, kami semakin maju," kata Dianing.

Tetapi kenapa "Cinnabar"? Menurut lulusan Design Interior ITB 2004 ini, Cinnabar ialah nama material pembentuk air raksa yang memiliki kandungan toksin. "Jadi, kami ingin 'meracuni' beberapa orang dengan produk kami, agar kembali lagi," tutur Dianing.

Septian, Dianing, serta kawan-kawan awalannya terjun ke usaha ini cuma bermodal nekat. Bila ada pesanan, mereka akan minta si pemesan memberikan uang muka. Uang muka itu yang digunakan menjadi modal kerja. Perlengkapan juga kadang masih tetap meminjam dari rekan.

Cuma semangat serta kemauan membara yang membuat Septian serta Dianing masih bertahan. Bahkan juga, sesudah ditinggal rekan-rekan mereka serta Java Craft sudah sempat amburadul, kedua-duanya masih setia ada di jalan usaha ini.

Septian kembali kenang, order pertama hadir dari satu perusahaan rokok, sejumlah Rp 27 juta. Perusahaan rokok itu meminta dibuatkan pisau pembuka surat serta pemberat kertas dengan paket kotak kayu untuk cendera mata sekitar 60 set.

Order ke-2 hadir dari pabrik tekstil di Purwakarta sejumlah Rp 15 juta. Manajemen ingin memberikan hadiah pemilik pabrik yang berulang tahun ke-50 dengan plakat berlapis emas 18 karat ukuran 50 x 50 sentimeter.

Yang unik, cendera mata ini memiliki bahan logam duralum aluminium (duralium). Buat Septian serta kawan-kawan saat itu, penggunaan bahan kombinasi aluminium serta mangan ini termasuk baru. "Sekaligus juga ngetes pengetahuan," tuturnya.

Ada kesenangan, kenikmatan, serta rintangan sendiri waktu membuat duralium. Berbahan yang getas, Septian menuturkan, enak digergaji. Serbuknya ikut tidak melekat seperti aluminium. Bila diampelas, permukaannya dapat sebening kaca serta tidak kusam oleh panas serta hujan.

Tetapi kekurangan bahan ini ialah gampang patah bila ditekuk. "Permasalahan ini sebagai rintangan buat kami pecahkan," tuturnya.

Mungkin sebab terasa selalu mendapatkan rintangan serta dapat memuaskan konsumen setia, Septian serta Dianing masih bertahan.

Ditambah lagi pabrik tekstil di Purwakarta itu nyatanya senang dan jadi konsumen setia. Mereka pesan kembali plakat berlapis emas 18 karat seharga Rp 20 juta serta sepasang plakat relief pabrik dengan nilai sama. Diantaranya bahkan juga dipersembahkan untuk Presiden Nigeria Olusegun Obasanjo saat berkunjung ke pabrik itu.

Kreasi Cinnabar sekarang selalu berkembang serta semakin diketahui. Untuk mengawasi kualitas, menurut Septian, pesanan cuma dibatasi 60-70 unit. Bila ada yang masih memaksa, pemesan umumnya ditempatkan ke studio workshop lainnya.