Jumat, 08 Juni 2018

Nama yang Membawa Hoki

Image result for Nama yang Membawa Hoki

Nama yang Membawa Hoki  - Delapan tahun kemarin Septian Harriyoga, 31 tahun, Dianing Mahdiawaty, 27 tahun, serta tiga rekan sewaktu kuliah di Fakultas Seni Rupa serta Design Institut Tehnologi Bandung meniti "Java Craft".

Septian serta Dianing, yang baru masuk pada 2004, coba melakukan bisnis pembuatan beberapa barang cendera mata. Akan tetapi, usaha mereka tidak maju-maju.

Sampai April kemarin. Saat itu Dianing tengah melihat-lihat pameran property di gedung Landmark, Bandung, serta berjumpa dengan seseorang lelaki tua, G.B. Weking. Di pameran itu Weking jual buku-buku masalah usaha serta hoki. Tujuannya beli buku, tetapi dia justru ditanya-tanyai oleh Weking masalah bisnisnya.

Sesudah menceritakan masalah Java Craft, dia dianjurkan ganti upayanya dengan nama lainnya yang terdiri atas delapan huruf, bila ingin sukses.

Tiada fikir panjang, pada akhirnya tiga hari lalu dia ganti nama Java Craft dengan "Cinnabar". Bisnisnya sich masih sama: kerjakan design interior, cendera mata, serta komponen estetik.

Hasil kreasinya ikut masih sama, yaitu menggabungkan unsur kayu, logam, batu, atau bahan sintetis. Dia serta suaminya juga masih tetap berkarya di studio yang sama di Jalan Pagersari, Bojong Koneng, Bandung. Cuma namanya yang bertukar.

Tetapi, semenjak bertukar nama, pesanan seperti patung batu, logam, serta plakat memang mengalir deras. Terpenting saat lima bulan paling akhir. "Semenjak ubah nama, kami semakin maju," kata Dianing.

Tetapi kenapa "Cinnabar"? Menurut lulusan Design Interior ITB 2004 ini, Cinnabar ialah nama material pembentuk air raksa yang memiliki kandungan toksin. "Jadi, kami ingin 'meracuni' beberapa orang dengan produk kami, agar kembali lagi," tutur Dianing.

Septian, Dianing, serta kawan-kawan awalannya terjun ke usaha ini cuma bermodal nekat. Bila ada pesanan, mereka akan minta si pemesan memberikan uang muka. Uang muka itu yang digunakan menjadi modal kerja. Perlengkapan juga kadang masih tetap meminjam dari rekan.

Cuma semangat serta kemauan membara yang membuat Septian serta Dianing masih bertahan. Bahkan juga, sesudah ditinggal rekan-rekan mereka serta Java Craft sudah sempat amburadul, kedua-duanya masih setia ada di jalan usaha ini.

Septian kembali kenang, order pertama hadir dari satu perusahaan rokok, sejumlah Rp 27 juta. Perusahaan rokok itu meminta dibuatkan pisau pembuka surat serta pemberat kertas dengan paket kotak kayu untuk cendera mata sekitar 60 set.

Order ke-2 hadir dari pabrik tekstil di Purwakarta sejumlah Rp 15 juta. Manajemen ingin memberikan hadiah pemilik pabrik yang berulang tahun ke-50 dengan plakat berlapis emas 18 karat ukuran 50 x 50 sentimeter.

Yang unik, cendera mata ini memiliki bahan logam duralum aluminium (duralium). Buat Septian serta kawan-kawan saat itu, penggunaan bahan kombinasi aluminium serta mangan ini termasuk baru. "Sekaligus juga ngetes pengetahuan," tuturnya.

Ada kesenangan, kenikmatan, serta rintangan sendiri waktu membuat duralium. Berbahan yang getas, Septian menuturkan, enak digergaji. Serbuknya ikut tidak melekat seperti aluminium. Bila diampelas, permukaannya dapat sebening kaca serta tidak kusam oleh panas serta hujan.

Tetapi kekurangan bahan ini ialah gampang patah bila ditekuk. "Permasalahan ini sebagai rintangan buat kami pecahkan," tuturnya.

Mungkin sebab terasa selalu mendapatkan rintangan serta dapat memuaskan konsumen setia, Septian serta Dianing masih bertahan.

Ditambah lagi pabrik tekstil di Purwakarta itu nyatanya senang dan jadi konsumen setia. Mereka pesan kembali plakat berlapis emas 18 karat seharga Rp 20 juta serta sepasang plakat relief pabrik dengan nilai sama. Diantaranya bahkan juga dipersembahkan untuk Presiden Nigeria Olusegun Obasanjo saat berkunjung ke pabrik itu.

Kreasi Cinnabar sekarang selalu berkembang serta semakin diketahui. Untuk mengawasi kualitas, menurut Septian, pesanan cuma dibatasi 60-70 unit. Bila ada yang masih memaksa, pemesan umumnya ditempatkan ke studio workshop lainnya.